Mengenal Si Introvert
Karakteristik umum individu dengan tendensi introvert adalah cenderung pendiam atau lebih sedikit berbicara dalam grup, menyukai aktivitas yang pasif dan soliter, penuh pertimbangan, dan lebih tidak menunjukkan emosi yang dirasakan karena dianggap sebagai privasi. Individu yang introvert lebih nyaman berinteraksi dalam grup kecil, komunikasi empat mata, dan mendapatkan energi dengan menghabiskan waktu sendirian. Mereka juga lebih suka memfokuskan energi pada satu hal sebelum beralih pada hal lain, serta menganalisis situasi sebelum bertindak dan berkata.
Namun, perlu diingat bahwa introvert tidak sama dengan pemalu. Ada banyak introvert yang tidak memiliki masalah dalam berteman, menjadi leader yang baik, mampu berkomunikasi dengan leluasa, serta melakukan public-speaking. Hanya saja, kegiatan yang melibatkan banyak orang cenderung menguras energinya. Setelah menghadiri sebuah acara sosial yang ramai, orang introvert cenderung membutuhkan waktu me-time untuk mengisi kembali energi.
Mengenal Si Extrovert
Karakteristik umum individu dengan tendensi extrovert adalah terkesan periang, banyak berbicara (talkative), senang melakukan interaksi sosial, dan lebih bersedia terbuka dengan apa yang ia pikir dan rasakan kepada orang lain. Alasan mengapa extrovert menyukai situasi sosial adalah ia mendapatkan energi dan rasa bersemangat dari interaksi dengan banyak orang dan kegiatan yang aktif. Ketika dihadapkan pada situasi yang membuat extrovert sulit keluar rumah atau bertemu dengan teman-teman, ia bisa menjadi sangat bosan. Karena terkesan lebih ramai, dominan, dan senang bersosialisasi, extrovert biasanya lebih populer di lingkungannya dibandingkan introvert, misalnya pada konteks sekolah atau tempat bekerja.
Di sisi lain, extrovert dianggap sebagai orang yang terlalu banyak berbicara, haus menjadi pusat perhatian, dan bergantung pada keberadaan orang lain untuk merasa senang. Pada kenyataannya, tidak sedikit orang extrovert yang menggunakan popularitas dan kemampuan berbicaranya untuk menyuarakan hal-hal baik, serta menjangkau teman-teman yang lebih pendiam atau di-bully.
Introvert dan Extrovert Bukan Dua Kubu, Melainkan Sebuah Kontinum
Berdasarkan penjelasan di atas, tampak jelas bahwa introvert dan extrovert bagaikan dua kubu yang sangat berbeda. Introvert menyukai ketenangan, sedangkan extrovert menyukai keramaian. Padahal sebenarnya introvert dan extrovert bukanlah kubu, melainkan sebuah kontinum. Ada situasi di mana orang introvert menikmati berada di lingkungan sosial yang ramai, ada pula situasi di mana orang extrovert memerlukan waktu untuk menyendiri.
Terkadang, Perbedaan Karakteristik Keduanya Dapat Memicu Kesalahpahaman
Karena introvert dan extrovert memandang dunia dengan cara yang berbeda, ada kalanya mereka sulit memahami satu sama lain. Orang yang extrovert terkadang lupa bahwa temannya yang introvert tidak suka terlalu diulik persoalan personalnya kecuali ia duluan yang mengungkapkannya. Di sisi lain, orang yang introvert juga bisa lupa bahwa temannya yang extrovert membutuhkan teman yang dapat mendengar keluh-kesahnya meskipun terkesan sepele.
Cara Membersamai Si Extrovert dalam Mengelola Emosinya: Dengan Tidak Memaknai Ledakan Emosinya Secara Personal
Karena karakteristiknya yang memfokuskan energi dari luar diri, orang extrovert biasanya mencari kelegaan dari orang lain saat dihadapkan dengan masalah. Mereka cenderung mengemukakan emosi yang dirasakan dan meminta bantuan secara aktif. Oleh karena itu, sangat mudah bagi orang lain untuk mengetahui kapan seorang extrovert mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan. Ada tiga reaksi umum orang extrovert saat merasa kesal atau sedih, yaitu cenderung membesar-besarkan reaksinya terhadap masalah dan memproyeksikan kesalahan pada orang lain. Karakteristik ini didasari oleh kebutuhan extrovert dalam mengekspresikan dirinya dengan lugas, dan kebutuhan tersebut menjadi lebih kuat ketika ia ingin menyuarakan ketidaknyamanannya.
Seringkali saat situasi sudah menjadi tenang dan extrovert lupa akan emosinya yang menggebu-gebu, ia menjadi heran ketika orang lain (terutama orang introvert yang cenderung menganalisis emosi) masih merasa tersakiti atas apa yang ia luapkan. Daripada menjauhi extrovert tersebut, pada situasi seperti ini yang bisa Anda lakukan adalah tidak memaknai semua luapan emosi orang extrovert secara personal, terutama apabila kita bukan target luapan emosi yang sesungguhnya. Saat menghadapi suatu masalah, extrovert biasanya ingin mencari koneksi dan pengertian dari orang lain yang dapat membersamainya di masa sulit. Terlalu cepat mengajak mereka berpikir objektif hanya akan menguatkan reaksi defensif mereka. Oleh karena itu, penting untuk mendengarkan hingga emosi extrovert sudah mereda, barulah Anda bisa mengajaknya berdiskusi mengenai emosi yang dirasakan dengan lebih jernih dan menilai permasalahan dengan lebih objektif. Namun, bukan berarti Anda juga bisa terus-menerus dijadikan samsak pelampiasan emosi bagi teman ekstrovert Anda. Demi kesehatan mental Anda sendiri, tidak kalah penting membangun boundaries yang sehat. Perlu diingat bahwa boundaries yang sehat bukan hanya baik untuk Anda, melainkan juga baik untuk orang lain.
Sumber:
Gibson, L. C. (2021). Self-care for adult children of emotionally immature parents. New Harbinger Publications, Inc.
Guy-Evans. (2021, 09 Februari). Introvert and extrovert personality traits. Diakses dari https://www.simplypsychology.org/introvert-extrovert.html
https://www.hatiplong.com/memahami-bedanya-cara-orang-introvert-dan-extrovert-dalam-mengelola-emosi/
0 komentar:
Posting Komentar